banner 728x250

Kementerian UMKM Dorong Mocaf Banjarnegara Substitusi Gandum Impor

banner 120x600
banner 468x60

BANJARNEGARA, gen-idn.com – Kementerian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) menegaskan pengembangan produksi Modified Cassava Flour (Mocaf) adalah langkah strategis mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap impor gandum.

Sekretaris Kementerian UMKM, Arif Rahman Hakim, menyampaikan Mocaf yang diproduksi UD Usaha Mandiri di Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, memiliki potensi besar sebagai bahan baku pengganti gandum yang selama ini masih diimpor karena kondisi agroekosistem Indonesia tidak mendukung pertumbuhan tanaman tersebut.

banner 325x300

Pada kunjungannya ke UD Usaha Mandiri pada Sabtu (18/10/2025), Sesmen UMKM Arif menjelaskan bahwa singkong sebagai bahan baku Mocaf merupakan salah satu produk unggulan daerah yang berperan penting bagi peningkatan kesejahteraan petani.

Oleh karena itu, diperlukan langkah-langkah nyata untuk meningkatkan kapasitas produksi sekaligus mendorong proses hilirisasi agar Mocaf bisa bersaing dan menjadi alternatif utama pengganti tepung terigu.

“UD Usaha Mandiri asal Banjarnegara ini sangat membanggakan dan bisa menjadi contoh nyata dalam upaya substitusi impor gandum secara nasional,” ujarnya.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat total produksi singkong di tujuh kota dan kabupaten di Jawa Tengah mencapai 2,55 juta ton pada 2023, dan Banjarnegara sebagai salah satu sentra produksi utamanya.

Berkat kolaborasi dan kerjasama Kementerian UMKM, Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) serta Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), UD Usaha Mandiri berhasil menerapkan teknologi pengolahan singkong menjadi Mocaf secara efisien dan berkelanjutan.

Saat ini, sebanyak enam pekerja tetap dan 24 pekerja paruh waktu memproduksi sekitar 60 hingga 100 ton Mocaf per bulan. Produk itu telah dipasarkan ke berbagai daerah di Indonesia seperti Jawa Tengah, Jawa Barat, Sumatera dan Sulawesi, bahkan telah menembus pasar ekspor ke Arab Saudi dan Dubai.

Sebagai satu-satunya pabrik Mocaf di Banjarnegara dan satu dari hanya dua produsen Mocaf di Jawa Tengah, UD Usaha Mandiri kini disiapkan menjadi proyek percontohan nasional. Untuk memperkuat peran strategis tersebut. Kementerian UMKM melalui Asisten Deputi Produksi dan Digitalisasi Usaha Kecil menyatakan siap bekerjasama mempercepat proses hilirisasi Mocaf.

“UMKM Mocaf bisa naik kelas melalui peningkatan kapasitas produksi dan pendampingan yang berkelanjutan. Dengan begitu, akan terbentuk ekosistem produksi dari hulu ke hilir yang menghasilkan produk berstandar tinggi dan berdaya saing di pasar,” kata Arif.

Sebagai bentuk dukungan konkret, Kementerian UMKM akan menyediakan berbagai skema pembiayaan dan membangun rantai pasok bersama para pemangku kepentingan untuk memperkuat industri olahan singkong.

Arif juga menekankan pentingnya penerapan disiplin waktu serta manajemen operasional yang baik dalam proses produksi, karena kedisiplinan menjadi salah satu kunci keberhasilan industri pengolahan pangan berbasis lokal.

Pendamping UD Usaha Mandiri sekaligus peneliti dari Unsoed, Santi Dwi Astuti, mengungkapkan bahwa Mocaf memiliki potensi pasar yang sangat besar, baik di dalam negeri maupun di luar negeri.

Selain memiliki karakteristik yang mirip dengan tepung gandum, Mocaf bahkan menawarkan keunggulan dari sisi kesehatan. Produk ini bebas gluten, rendah gula, memiliki indeks glikemik yang rendah dan kaya akan serat, sehingga cocok untuk dikonsumsi oleh masyarakat dengan kebutuhan kesehatan khusus.

Bahan Turunan

Tidak hanya berhenti pada produksi tepung Mocaf, UD Usaha Mandiri juga bekerjasama dengan Kelompok Wanita Tani (KWT) Sinar Tani Banjarnegara, Unsoed dan AMIKOM Purwokerto untuk mengembangkan berbagai produk olahan turunan.

Mocaf kini diolah menjadi berbagai jenis makanan sehari-hari seperti tepung kue, kukis, sereal, mi, dawet, hingga beras analog. Inovasi ini menjadi langkah penting memperluas diversifikasi produk berbasis singkong sekaligus memperkuat daya saing di pasar.

Meski begitu, sebagai pendamping UD Usaha Mandiri, Santi mengakui pengembangan Mocaf di Banjarnegara masih menghadapi sejumlah kendala, terutama dari sisi kapasitas produksi, standardisasi mutu dan strategi pemasaran.

Pemilik UD Usaha Mandiri, Supriyanto, berharap kehadiran Kementerian UMKM dapat mempercepat peningkatan kapasitas produksi sehingga mampu memenuhi permintaan pasar yang terus meningkat.

Agar mempunyai daya saing di pasar domestik, skala ekonomi per unit produksi mocaf harus ditingkatkan minimal menjadi 300 ton per bulan. Namun saat ini, kapasitas produksi UD Usaha Mandiri baru mencapai sekitar 100 ton per bulan.

Di sisi lain, kehadiran UD Usaha Mandiri memberikan dampak positif bagi perekonomian lokal. Usaha ini membantu petani singkong memperoleh keuntungan yang lebih tinggi karena hasil panen mereka diserap sebagai bahan baku Mocaf dengan harga yang lebih baik dibandingkan jika dijual kepada tengkulak.

“Harapannya, singkong petani bisa diserap lebih banyak dengan harga yang lebih tinggi sehingga kesejahteraan mereka semakin meningkat,” tutur Supriyanto.

Erwin Tambunan

Variasi kudapan berbahan baku Mocaf yang diproduksi UD Usaha Mandiri, Banjarnegara, Jawa Tengah. Foto: Humas KemenUMKM.

Artikel ini sudah terbit di jurnal-idn.com

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *