BANDUNG, gen-idn.com – Optimisme terhadap eksistensi Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (KDKMP) makin menggema. Saat ini Kementrian Koperasi (Kemenkop) ada di tahap percepatan operasionalisasi koperasi melalui program magang para pengurus.
Program magang tersebut sebagai wahana pembelajaran dan pelatihan langsung di lapangan dengan enam lokasi. Salah satunya adalah Koperasi Pondok Pesantren Al Ittifaq (Kabupaten Bandung), khusus untuk pengembangan sektor pertanian.
“Melalui program magang pengurus, kami akan terus mendorong KDKMP membangun ekosistem dan kemitraan bisnis dengan dukungan Komite Nasional Ekonomi Keuangan Syariah (KNEKS), Programma Uitzending Manager (PUM) Representative Indonesia dan perguruan tinggi (Universitas Pasunda Bandung),” kata Deputi Bidang Pengembangan Talenta dan Daya Saing Koperasi Kemenkop Destry Anna Sari, pada acara magang pengurus KDKMP Tahun 2025 Sektor Pertanian, di Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren) Al-Ittifaq, Ciwidey, Kabupaten Bandung, Minggu (16/11/2015).
Magang di Koperasi Al-Ittifaq merupakan batch pertama yang dimulai dari 15 November sampai 22 November 2025 diikuti sebanyak 38 orang dari empat 4 provinsi (Jawa Barat, Banten, DI Yogyakarta dan Jawa Tengah) dari 36 perwakilan kabupaten/kota.
Dari total 114 orang dari 24 provinsi yang dibagi menjadi 3 batch, masing-masing batch berjumlah 38 orang, dengan metodologi pelaksanaan magang melalui pendekatan dua skema. Yaitu, pembekalan materi dan studi kunjungan (study visit) dan praktek langsung (on the job training).
Bagi Destry, Kopontren Al-Ittifaq merupakan salah satu contoh sukses dalam penerapan pertanian terpadu yang menggabungkan produksi, manajemen dan pemasaran secara profesional. “Sistem agribisnis yang diterapkan Al-Ittifaq sudah terhubung dengan berbagai pasar modern seperti supermarket. Sehingga, peserta magang bisa mempelajari rantai agribisnis secara lengkap dari hulu sampai hilir,” imbuh Destry.
Al-Ittifaq juga menerapkan pendekatan pemberdayaan masyarakat dan santri, sehingga para pengurus KDKMP mendapat pengalaman bukan hanya teknis, tetapi juga sosial dan manajerial. “Magang di tempat ini membantu pengurus KDKMP mengembangkan kompetensi utama, di antaranya budidaya pertanian, kewirausahaan, manajemen hasil serta kemampuan bekerja secara disiplin dan mandiri,” ulas Destry.
Menumbuhkan DNA Kewirausahaan
Destry berharap kegiatan strategis ini bisa menumbuhkan DNA kewirausahaan, di mana peserta KDKMP mampu memahami model bisnis dan mengetahui cara mengembangkan bisnis berkelanjutan. “Kemudian mereplikasi di masing-masing koperasinya, juga dapat menjalin kemitraan dengan pengurus koperasi lokasi magang maupun antar peserta magang. Sehingga, akan terbentuk ekosistem bisnis koperasi,” papar Destry.
Dengan begitu, peran KDKMP sebagai pusat agregasi bisnis, pelaksana operasional dan simpul ekonomi desa akan tercipta. Sehingga, salah satu tujuan pembentukan KDKMP sebagai penggerak ekonomi desa terwujud.
Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Provinsi Jawa Barat Yuke Mauliani Septina meyakini cara belajar dengan praktek langsung di lapangan seperti program magang ini, akan lebih berdampak bagi peningkatan kualitas para pengurus. “Para pengurus Kopdes bisa belajar manajemen mutu di Kopontren Al Ittifaq dan bisa diterapkan di koperasinya masing-masing,” kata Yuke.
Yang tak kalah penting, bagi Yuke, koperasi harus bisa memasarkan dari produk yang dihasilkan anggotanya, hingga membangun jejaring bisnis yang mumpuni. “Harus juga belajar menjadi koperasi moderen melalui digitalisasi, dimana pengurus harus adaptif akan hal itu,” jelas Yuke.
CEO Kopontren Al Ittifaq Setia Irawan berharap para peserta magang bisa menemukan formula terbaik untuk diterapkan di daerahnya masing-masing. “Kata kuncinya ada di inovasi yang nantinya bisa dikembangkan di koperasinya,” terang Setia.
Di pemagangan ini, digambarkan sosok Kopontren Al Ittifaq membangun produk supply-chain, perancangan SOP, manajemen produksi, hingga langkah perencanaan jangka panjang. “Kami adalah koperasi berbasis komunitas dengan dukungan penuh dari masyarakat sekitar. Maka, peserta magang bisa menggali bagaimana koperasi berbasis komunitas. Cocok untuk Kopdes karena sama-sama berbasis pedesaan dan pertanian,” ujar Setia.
Erwin Tambunan
Deputi Bidang Pengembangan Talenta dan Daya Saing Koperasi Kemenkop Destry Anna Sari, menemui seorang peserta magang. Foto: Humas Kemenkop.
Artikel ini sudah terbit di jurnal-idn.com


















