JAKARTA, gen-idn.com – Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kementerian Koperasi (Kemenkop) bersama PT Indonesia Bebas Sampah atau Kepul meluncurkan program inovatif bertajuk ‘Sampah Menjadi Rupiah,’sebagai bagian dari upaya mewujudkan Kemenkop yang bersih dari sampah.
Penasihat Dharma Wanita Persatuan Kemenkop Sita Ferry Juliantono menekankan pentingnya kolaborasi menghadapi tantangan pengelolaan sampah Indonesia. “Indonesia menghasilkan sekitar 60 juta ton sampah setiap tahun, terutama sampah rumah tangga dan plastik yang berdampak negatif pada lingkungan dan kesehatan masyarakat,” ucap Sita Ferry Juliantono di Jakarta (30/10/2025).
Program ini sejalan dengan edaran resmi Sekretaris Kementerian Koperasi untuk mengoptimalkan nilai ekonomis dari sampah. Program ‘Sampah Menjadi Rupiah’ yang diinisiasi Kepul melalui aplikasi jual beli sampah daur ulang dan non-organik, mendapat dukungan penuh dari DWP Kemenkop.
“Inisiatif ini merupakan langkah awal untuk membersihkan lingkungan internal kementerian, sekaligus menjadi contoh bagi Dharma Wanita di kementerian dan lembaga lain,” katanya serta mengajak seluruh pegawai dan masyarakat luas untuk berperan aktif dalam pengelolaan sampahberkelanjutan.
“Edukasi dan perubahan perilaku masyarakat adalah kunci utama untuk menciptakan Indonesia yang bersih, sehat dan bebas sampah,” tuturnya.
Dengan peresmian program resmi oleh Sita Ferry Juliantono, diharapkan lingkungan kerja yang bersih dan sehat dapat meningkatkan kenyamanan dan kebahagiaan para pegawai Kemenkop. “Adanya program ini, Kemenkop berkomitmen untuk terus berinovasi dalam pengelolaan sampah, sekaligus mendukung gerakan nasional menuju Indonesia yang lebih bersih dan lestari,” tegasnya.
CEO dan Founder Kepul Abdul Latif mengatakan, program kolaborasi ini bertujuan mengubah sampah menjadi nilai ekonomi nyata. “Program inovatif ini akan berjalan secara rutin setiap bulan di lingkungan Kemenkop dengan berbagai kegiatan menarik,” ujarnya.
Mengajak Masyarakat
Abdul menjelaskan, program ini mengajak masyarakat untuk membawa sampah minimal satu kilogram ke booth yang disediakan. Sampah tersebut dapat ditukar dengan sembako murah, voucher belanja, hingga layanan cek tensi gratis.
“Kami ingin memberikan manfaat langsung kepada masyarakat sekaligus mendorong kesadaran pengelolaan sampah yang lebih baik,” sambungnya.
Dia memastikan, sistem yang diterapkan sangat sederhana dan mudah diikuti. Peserta cukup membawa sampah ke titik penukaran yang disediakan, lalu memilih manfaat yang diinginkan. Selain itu, Kepul juga menawarkan layanan jemput sampah secara gratis dari bank sampah yang tergabung, memberikan keuntungan lebih bagi para peserta.
Harapan besar disampaikan Latif terkait kerjasama ini. Dia ingin Kemenkop menjadi pelopor kementerian bebas sampah, dengan membangun bank sampah di setiap Kopdes Merah Putih, khususnya di wilayah Jabodetabek.
“Ini adalah langkah awal yang kami harapkan dapat diikuti oleh kementerian lain, sehingga tercipta lingkungan kerja yang bersih dan berkelanjutan,” lanjut Abdul.
Dengan inovasi ini, Kepul dan Kemenkop bersama-sama membuka jalan bagi pengelolaan sampah yang lebih efektif dan bernilai, sekaligus mendukung gerakan ekonomi berkelanjutan di Indonesia.
Erwin Tambunan
Pengumpulan sampah dimasukkan ke kemasan penampung untuk didaur ulang bernilai ekonomis. Foto: Humas Kemenkop.
Artikel ini sudah terbit di jurnal-idn.com


















