banner 728x250

Wamenkop: Kopdes Merah Putih dan Koperasi Sektor Pangan Masuk Ekosistem MBG

banner 120x600
banner 468x60

JAKARTA, gen-idn.com – Wakil Menteri Koperasi (Wamenkop) Farida Farichah menegaskan pihaknya mendorong koperasi-koperasi yang intens pada penyediaan bahan pangan, khususnya untuk supporting program Makan Bergizi Gratis (MBG) supaya mendapat pinjaman dana dari Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB).

“Itu kita lakukan agar koperasi-koperasi tersebut bisa menangkap peluang pasar yang hari ini ada. Relaksasi aturan terkait pembiayaan LPDB akan dilakukan. Kita akan mengkaji ulang hal itu untuk percepatan-percepatan pembiayaannya,” imbuh Wamenkop di Jakarta, Jumat (7/11/2025).

banner 325x300

Wamenkop menegaskan pihaknya juga bakal mendorong Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (KDKMP) menerima hal yang sama. “Deputi kami sudah memetakan dan mendampingi dalam bentuk program magang, bagi Kopdes Merah Putih yang fokus di sektor pertanian, jasa serba usaha, usaha perikanan dan peternakan,” kata Wamenkop.

Ada sekitar kurang lebih 500 KDKMP sebagai Pilot Project akan dimagangkan di enam titik. “Ini salah bentuk upaya kita untuk melakukan pendampingan secara serius. Tujuannya, ketika nanti bangunannya sudah ada, mereka sudah siap untuk melakukan bisnis,” jelas Wamenkop.

Keenam titik magang itu adalah Koperasi Konsumen Pondok Pesantren At-Ittifaq (Bandung), di mana ada 114 Kopdes Merah Putih yang dimagangkan di koperasi pertanian tersebut. “Menariknya, Kopontren At-Ittifaq ini juga punya dapur MBG dan suplier di lima SPPG,” terang Farida Farichah.

Koperasi tempat magang lainnya adalah Koperasi Konsumen dan Pembiayaan Syariah Ponpes Sunan Drajat (Lamongan, Jatim) dengan bentuk usaha jasa, di mana ada 80 KDKMP. Ada juga KUD Mino Saroyo di Cilacap, Jateng yang bergerak di sektor perikanan. Kemudian, Koperasi Produsen Marindo Citra Bahari di Maros, Sulsel, yang menjadi tempat magang bagi 80 peserta KDKMP.

Lalu, ada Koperasi Agro Niaga (KAN) Jabung (Malang, Jatim), satu koperasi eksisting yang menyuplai susu ke MBG di sekitarnya. “Ini koperasi peternakan dari mulai pembenihan hewan sapi, dikembangkan juga di situ. Lalu, susunya diproduksi, bahkan sudah punya beberapa toko ritel untuk memasarkan produk olahan susunya,” jelas Farida.

Koperasi Ponpes Husnul Khotimah

Berikutnya, Koperasi Ponpes Husnul Khotimah di Kuninga, Jabar, dengan unit usaha jasa serba usaha, yang diikuti 80 KDKMP sebagai peserta magang. “Kita akan magangkan 8-10 hari di koperasi-koperasi tersebut, dengan praktek langsung, sehingga pulang dari situ sudah punya gambaran lebih detail terkait KDKMP,” tukasnya.

Ke depan, program magang itu akan diduplikasi lebih cepat di tahun 2026. “Agar masing-masing KDKMP punya core business yang jelas, sekaligus kita membangun ekosistem dari masing-masing koperasi,” ucap Wamenkop.

Wamenkop mengungkapkan bahwa pihaknya tidak akan melepaskan KDKMP berjalan dengan sendirinya dan usahanya masing-masing. “Kemenkop akan terus mendampingi, termasuk kita akan memetakan setiap daerah ini punya basic masing-masing,” tutur dia.

Sehingga, akan tergambar dengan jelas titik-titik perikanan ada di mana, peternakan, holtikultura dan sebagainya. “Akan tergambar pula di mana pusat titik ritel. Sehingga, koperasi ini tahu apa yang mereka kerjakan, karena ini program simultan yang harus berdampak di masa depan.”

Sekretaris Kementerian Koperasi (SesKemenkop) Ahmad Zabadi menambahkan, terkait plafon pembiayaan KDKMP tidak ada perubahan, yaitu sebesar Rp3 miliar per koperasi. Rinciannya, Rp2,5 miliar untuk pembangunan fisik, sisanya Rp500 juta untuk modal kerja.

“Untuk detail terkait skema atau polanya seperti apa, kita tunggu terbitnya Peraturan Menteri Keuangan atau PMK yang baru,” ungkap SesKemenkop.

Erwin Tambunan

“Menariknya, Kopontren At-Ittifaq ini juga punya dapur MBG dan suplier di lima SPPG,” terang Farida Farichah. Foto: Humas Kemenkop.

Artikel ini sudah terbit di jurnal-idm.com

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *