banner 728x250
Berita  

Universitas Paramadina Gelar Konferensi Internasional Bahas Demokrasi

Serta Kemakmuran, Keberlanjutan dan Perdamaian

banner 120x600
banner 468x60

JAKARTA, gen-idn.com – Universitas Paramadina sukses menyelenggarakan International Conference on Democracy, Prosperity, Sustainability and Peace: Problems and Prospects pada 1-2 Oktober 2025 di Kampus Cipayung, Jakarta Timur.

Konferensi yang berlangsung selama dua hari ini menjadi wadah pertemuan para akademisi, praktisi dan pemangku kebijakan dari dalam maupun luar negeri untuk membahas tantangan global sekaligus merumuskan prospek solusi ke depan.

banner 325x300

Dalam pidato pembukaan, Prof. Didik J. Rachbini menegaskan bahwa konferensi ini tidak hanya menjadi ruang diskusi akademik, tetapi juga forum penting untuk mencari solusi nyata menghadapi tantangan global. Menurutnya, kolaborasi lintas negara dan lintas disiplin ilmu sangat dibutuhkan agar masa depan yang demokratis, makmur, berkelanjutan dan damai dapat diwujudkan.

Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Paramadina, Dr. Sunaryo, menyampaikan bahwa konferensi ini menjadi bukti nyata kontribusi perguruan tinggi menjawab tantangan global.

“Kami ingin menghadirkan ruang dialog yang serius, tetapi juga penuh harapan. Melalui forum ini, para akademisi dan praktisi dari berbagai negara bisa berbagi perspektif dan menawarkan solusi konkret agar demokrasi, kemakmuran, keberlanjutan dan perdamaian tidak hanya menjadi ideal, melainkan realitas yang bisa kita perjuangkan bersama,” ujarnya.

Dari Berbagai Negara

Hari pertama konferensi diisi dengan paparan para pakar dari berbagai negara. Di antaranya adalah Prof. Dr. Iin Mayasari dari Universitas Paramadina, Prof. Benjamin Gregg dari University of Texas Amerika Serikat, Greg Barton dari Deakin University Australia, Mayjen TNI Dr. Oktaheroe Ramsi dari Universitas Pertahanan Republik Indonesia dan Prof. Sumanto Al Qurtuby dari Universitas Kristen Satya Wacana.

Diskusi kemudian berlanjut ke tujuh sesi paralel yang memperdalam isu demokrasi, keadilan dan pembangunan berkelanjutan. Sesi pleno yang bertajuk Democracy in Asia menghadirkan Prof. Susmita Sen Gupta dari North-Eastern Hill University India, bersama Associate Prof. Herdi Sahrasad dari Universitas Paramadina.

Memasuki hari kedua, konferensi membahas tema Democracy and Decolonizing Theories dengan menghadirkan Prof. Biswas Prasenjit dari North-Eastern Hill University, Pipip A. Rifai Hasan dari Universitas Paramadina dan Mayjen TNI Nugraha Gumilar dari Universitas Pertahanan.

Diskusi hangat juga terjadi dalam sesi peluncuran buku dengan narasumber Prof. Aleksius Jemadu dari Universitas Pelita Harapan dan Prof. Anak Agung Banyu Perwita dari Universitas Pertahanan RI. Buku berjudul Pengantar Studi Hubungan Bilateral China dengan Negara-Negara Kawasan Asia Pasifik ini merupakan karya penulis yang tergabung di Paramadina Asia Pasific Institute (PAPI).

Konferensi internasional ini disponsori oleh Bank Central Asia (BCA), Universitas Pertahanan RI dan Bursa Efek Indonesia. Kegiatan menegaskan peran Universitas Paramadina sebagai pusat pemikiran kritis dan dialog strategis, sekaligus menunjukkan komitmen akademisi Indonesia saat berkontribusi pada perdebatan global mengenai arah peradaban di abad ke-21.

DOT – UP

Prof. Dr. Iin Mayasari dari Universitas Paramadina memaparkan perspektifnya tentang demokrasi kepada para akademisi, praktisi dan pemangku kebijakan dalam dan luar negeri. Foto: UP.

Artikel ini sudah terbit di jurnal-idn.com

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *