banner 728x250

Wamenkop: Magang di Kopontren Bergulir, Percepat Operasional Kopdes Merah Putih

banner 120x600
banner 468x60

LAMONGAN, gen-idn.com – Kementerian Koperasi (Kemenkop) menyatakan Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren) jadi motor penggerak ekonomi umat. Kopontren juga memiliki potensi besar jadi pusat pemberdayaan ekonomi berbasis koperasi yang berkelanjutan.

Wakil Menteri Koperasi (Wamenkop) Farida Farichah menjelaskan program Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (KDKMP) yang digelorakan pemerintah biaa disinergikan dengan koperasi eksisting, termasuk dengan Kopontren. Sinergi ini diperlukan untuk memastikan agar Kopontren dapat menjadi tempat pemagangan bagi pengurus KDKMP agar saat beroperasi berjalan dengan baik.

banner 325x300

Wamenkop Farida menjelaskan bahwa saat ini Kementerian Koperasi (Kemenkop) memulai menjalankan program pemagangan 500 KDKMP ke koperasi-koperasi yang aktif dan sehat termasuk kepada Kopontren. “Tiga koperasi pesantren tempat magang kita, termasuk Koperasi Pondok Pesantren Sunan Drajat di Lamongan, Jawa Timur, ” ujar Wamenkop Farida saat Optimalisasi Peran Pondok Pesantren dan Lembaga Ekonomi Desa dalam Pemberdayaan Masyarakat di Pondok Pesantren Matholi’ul Anwar, Lamongan, Jawa Timur, Jumat (14/11/2925).

Dijelaskan bahwa berdirinya 80.000 unit KDKMP menjadikan tugas dan tanggung jawab Kemenkop melakukan pendampingan terhadap eksistensi koperasi semakin besar. Oleh karena itu pendampingan terhadap ribuan koperasi tersebut tidak mungkin dilakukan pemerintah sendiri, sehingga memerlukan kolaborasi dengan berbagai pihak termasuk dengan Kopontren.

“Faktanya, pondok pesantren itu mampu mengkonsolidasi dan menjadikan lembaga koperasi berdaya serta bermanfaat bagi pesantren maupun masyarakat sekitarnya,” tegasnya.

Wamenkop Farida mengapresiasi pondok pesantren yang selama ini menjadi mitra pemerintah memperkuat ekonomi kerakyatan. Dia menegaskan pelibatan pondok pesantren dalam pemberdayaan ekonomi umat melalui koperasi tidak sekedar teori, melainkan sebagai wujud nyata sinergi pemerintah pusat, pemerintah daerah dan pesantren.

“Ini adalah ajang untuk mendorong kemajuan ekonomi umat dan kita yakin pesantren mampu dan pasti bisa melaksanakan itu,” ujarnya.

Farida Farichah menegaskan pondok pesantren bukan hanya lembaga dakwah dan pendidikan, tetapi memiliki tanggung jawab menyiapkan santri dengan jiwa wirausaha. Menurutnya sudah banyak contoh nyata pondok pesantren mampu mengembangkan dan memberdayakan masyarakat mengoptimalkan potensi ekonomi di wilayahnya.

“Santri masa kini tidak hanya dituntut berdakwah di mimbar, tetapi juga harus mampu menjadi entrepreneur yang menciptakan lapangan kerja,” tukasnya.

Kemenkop berkomitmen terus melakukan pendampingan terhadap pondok pesantren untuk penguatan koperasi pesantren, peningkatan profesionalisme SDM dan pengembangan usaha pesantren secara mandiri. “Koperasi adalah lembaga usaha. Dia bisa untung jika dikelola profesional. Itu yang sedang kami perkuat,” jelasnya.

Sangat Besar

Farida juga menegaskan bahwa potensi ekonomi pesantren sangat besar melalui jaringan santri, alumni, unit usaha pesantren serta kedudukan pesantren di tengah masyarakat. Hal ini menjadi modal besar bagi satu pesantren untuk meningkatkan kapasitasnya dengan mendirikan satu koperasi berbasis pondok pesantren.

Wamenkop menambahkan konsolidasi koperasi pondok pesantren dengan KDKMP akan segera digelar. Dia menilai momentum ini sangat tepat untuk menguatkan peran pesantren dalam pemberdayaan masyarakat melalui KDKMP yang baru terbentuk.

Farida berharap kerjasama ini benar-benar memberi dampak positif bagi pondok pesantren dan masyarakat sebagai anggota KDKMP. Tak lupa, dia menyampaikan terima kasih kepada seluruh mitra mulai dari BAZNAS, Rumah Zakat, BUMN, hingga perbankan syariah yang mendukung penguatan ekosistem ekonomi pesantren.

“Semoga apa yang kita lakukan dapat membuktikan bahwa pesantren benar-benar mampu berjaya dan mandiri,” ucapnya.

Di akhir sambutannya, Wamen Farida berharap semangat kolaborasi ini semakin memperkuat posisi pesantren sebagai pusat pemberdayaan dan lembaga ekonomi masyarakat. “Semoga sinergi ini membawa keberkahan bagi pesantren dan masyarakat sekitarnya,” tutupnya.

Bupati Lamongan Yuhronur Efendi membenarkan bahwa wilayahnya merupakan salah satu kabupaten dengan jumlah santri terbanyak di Jawa Timur. Dengan posisi strategis tersebut, Lamongan memiliki peran penting mendukung program swasembada pangan dan penguatan ekonomi masyarakat berbasis pondok pesantren.

“Program prioritas Lamongan Nyantri menjadi wujud komitmen kami memperkuat eksistensi pesantren sebagai mitra strategis pembangunan daerah termasuk dalam pemberdayaan ekonomi umat,” terangnya.

Menurut Yuhronur, pondok pesantren bukan hanya pusat syiar Islam, tetapi juga wadah pemberdayaan ekonomi umat, pengembangan SDM dan benteng moral bangsa. Berbagai program seperti UMKM Naik Kelas, Poskestren, Wirausaha Santri dan Beasiswa Perintis menjadi bagian dari ekosistem pemberdayaan yang terus dijalankan oleh pemerintah daerah Lamongan.

Dia melaporkan bahwa Lamongan kini memiliki 474 KDKMP atau yang terbanyak di Jawa Timur. Dari jumlah itu sebanyak 96 koperasi beroperasi aktif di 21 kecamatan. Dengan adanya Kopontrenndan KDKMP di Lamongan, dia berharap sinergi di antara keduanya bisa berjalan optimal terutama mempercepat pengentasan kemiskinan dan penggerak ekonomi masyarakat pesisir Pantura.

“Kami meyakini forum ini akan melahirkan inisiatif kolaboratif untuk memperkuat kemandirian ekonomi Lamongan,” katanya.

Erwin Tambunan

Wamenkop Farida Farichah menyerahkan sertifikat penghargaan saat berada di Pondok Pesantren Matholi’ul Anwar, Lamongan, Jawa Timur, Jumat (14/11/2925). Foto: Humas Kemenkop.

Artikel ini sudah terbit di jurnal-idn.com

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *