KLATEN, gen-idn.com – Kementerian Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) memperkuat ekosistem rantai pasok industri kreatif nasional dengan meluncurkan program Holding UMKM klaster fesyen dan kerajinan tangan.
“Holding UMKM membangun ekosistem kemitraan UMKM berbasis klaster produk unggulan daerah menjadi penghubung antara usaha mikro dan kecil dengan usaha menengah serta industri besar,” ujar Deputi Bidang Usaha Menengah Kementerian UMKM, Bagus Rachman di Klaten, Jawa Tengah, Rabu (19/11/2025).
Melalui Holding UMKM, pengusaha menengah diharapkan menjadi poros yang menghubungkan pelaku mikro dan kecil dalam klaster yang sama, sehingga mereka memperoleh akses pembiayaan, pendampingan dan pemasaran yang lebih kuat untuk mendorong pertumbuhan usaha.
Bagus menjelaskan, usaha menengah dapat membantu menyelesaikan berbagai kendala yang kerap dihadapi usaha mikro dan kecil, seperti kesulitan produksi, terbatasnya akses pembiayaan, belum optimalnya standardisasi mutu, serta lemahnya rantai pasok.
“Holding UMKM adalah langkah strategis dalam transformasi struktural berbasis klaster agar ekosistem UMKM semakin terintegrasi, sistematis dan berkelanjutan,” tegas Bagus.
Peluncuran Holding UMKM klaster fesyen dan kerajinan tangan dilakukan karena kedua sektor ini merupakan kekuatan utama industri kreatif Indonesia. Sektor fesyen berkontribusi sebesar Rp249,67 triliun terhadap PDB dan mencatat nilai ekspor Rp238,37 triliun pada 2024.
Sementara itu, industri kerajinan tangan yang terdiri dari lebih dari 700.000 unit usaha menghasilkan ekspor sekitar Rp11,03 triliun. Permintaan yang terus meningkat menjadi alasan perlunya penguatan ekosistem agar produk lokal mampu bersaing di pasar global.
PT Lurik Prasojo dan CV Agil Craft Indonesia ditunjuk sebagai operator Holding UMKM sektor fesyen dan kerajinan tangan. Kedua perusahaan dinilai memiliki kemampuan mengagregasi pelaku mikro dan kecil, menjalankan fungsi inkubasi, menjaga kesinambungan pemasaran serta memfasilitasi akses pembiayaan dalam ekosistem kreatif.
PT Lurik Prasojo berkomitmen melestarikan wastra nusantara, khususnya lurik, sebagai kekayaan budaya bangsa, sekaligus memberdayakan masyarakat dengan melibatkan lebih dari 250 perajin perempuan dan 66 tenaga kerja tetap.
Bersama 150 Perajin
Sementara itu, CV Agil Craft Indonesia membangun ekosistem handicraft atau kerajinan tangan bersama 150 perajin. Sebanyak 95% produknya telah diekspor ke Jepang, Argentina, Belanda, Jerman, Portugal, Prancis, Norwegia, Maroko dan Afrika Selatan, sementara 5 persen lainnya dipasarkan di dalam negeri.
“Dua perusahaan ini menjadi anchor yang menarik usaha mikro dan kecil dalam rantai pasok, sehingga mereka tumbuh lebih efektif, berdaya saing dan memiliki skala ekonomi lebih besar,” kata Bagus.
Bupati Klaten, Hamenang Wajar Ismoyo, mengapresiasi langkah Kementerian UMKM tersebut. Dia menilai produk kreatif lokal, seperti lurik, memiliki potensi besar untuk bersaing secara global sehingga membutuhkan inovasi dan kolaborasi berkelanjutan.
“Kehadiran pemerintah pusat di Klaten adalah bukti dukungan bagi masyarakat. Semoga kolaborasi ini dapat memperkuat langkah menuju Indonesia Emas 2045,” harapnya.
Pemilik Usaha Lurik Prasojo, Hanggo Wahyu Amerto, menyambut baik kerjasama dengan Kementerian UMKM untuk melindungi produk lokal sekaligus memperkuat daya saing global. “Kolaborasi ini memungkinkan kami memberdayakan penenun lokal dalam rantai pasok dunia dan mentransformasi warisan lokal menjadi komoditas global,” papar Hanggo.
Manager Eksekutif CV Agil Craft Indonesia, Eka Mutiara Sari, juga menyampaikan apresiasinya atas implementasi Holding UMKM. “Kami optimistis akses pembiayaan dan pendampingan dari Kementerian UMKM akan memperkuat sektor kerajinan sebagai pilar ekonomi nasional,” bebernya.
Peluncuran Holding UMKM ditandai dengan penandatanganan perjanjian kerjasama antara Kementerian UMKM dengan PT Lurik Prasojo dan CV Agil Craft Indonesia, serta penyerahan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari BRI kepada para perajin lurik sebagai simbol dukungan terhadap penguatan ekosistem industri kreatif daerah.
Erwin Tambunan
Perusahaan CV Agil Craft Indonesia menerima kepercayaan membangun ekosistem handicraft atau kerajinan tangan bersama 150 perajin. Foto: Humas KemenUMKM.
Artikel ini sudah terbit di jurnal-idn.com


















